Pelajar Yang Manakah Kamu?

10530843_577415245768870_1816512820408480135_nDalam metode pembelajaran yang sekarang bukan jamannya pelajar harus duduk manis terpaku mendengarkan pengajar berdiri  menerangkan sebuah materi. Kita dituntut untuk menjadi lebih aktif pada saat pembelajaran.Tapi meskipun begitu masih banyak dari kita yang belum bisa menerapkannya entah karena kurang percaya diri atau yang lain.

Ada contoh beberapa macam karakter seorang pelajar

1.PELAJAR PERCAYA DIRI

Pelajar yang satu ini yakin bahwa dia bisa paham dan mengerti semua materi,soal,dan pertanyaan yang akan diberikan. Biasanya mereka berani mengambil sikap tanpa takut kalau salah. Dan ketika mereka salah, mereka akabn bisa menerima kenyataannya. Orang yang benar-benar percaya diri menyadari bahwa dirinya tidak mempunyai semua jawaban dan bisa juga salah. Mereka mampu mengakui kesalahan mereka. Pelajar yang percaya diri menyadari bahwa mereka tahu banyak, tetapi mereka berharap bisa menjadi tahu lebih banyak, dan mereka tahu satu-satunya cara untuk belajar lebih banyak adalah dengan mendengarkan.Lebih banyak mendengar daipada berbicara.

2.PELAJAR KURANG PERCAYA DIRI

Sifat dari pelajar yag satu ini selalu berpikir negatif terhadap diri sendiri. Mereka merasa tidak mampu untuk mengerti semua materi,soal,dan pertanyaan yang akan diberikan. Ada ketakutan pada diri mereka sehingga timbul perasaan tak mampu. Bahkan diri mereka seniri idak percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan. Biasanya ini terjadi karena pengaruh lingkungan atau pernah diremehkan atau dikucilkan dari pergaulan . Dengan  sifat yang mereka miliki ini tentu saja berpengaruh pada performa mereka dalam proses belajar.

3.PELAJAR KURANG MOTIVASI

Ada kalanya pelajar mengalami masa dimana ia bosan atau tidak semangat dalam belajar itu menandakan bahwa pelajar tersebut kurang motivasi. Pelajar tersebut tidak akan memperhatikan apa yang diterangkan dan lebih memilih sibuk dengan urusannya sendiri. Dalam permasalahan secara umum, kunci untuk membangkitkan movitivasi belajar terdapat pada staf penggajar.Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Tetapi yang utama adalah motivasi harus muncul dari dalam diriya sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

4.PELAJAR BERSTANDAR TINGGI

Pelaja yang seperti ini pasti sudah mempunyai target apa saja yang harus ia capai. Cotoh kecil sajauntuk target satu minggu semua tugasnya harus selesai sebelum deadline. Kalau untuk standar pencapaian yang lebih tinggi mereka biasanya akan menargetkan sesuatu yang sangat diimpikan seperti ingin kulliah S2 di luar negri atau setelah lulus harus mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Dengan di buatnya target seperti ini pelajar akan cenderung berusaha mencapai target yang diinginkan. Jeleknya apabila pelajar sering kali memforsir dirinya untuk mencapai target tersebut hingga bersikap keras pada dirinya sendiri.

 

Analisa Perilaku Masyarakat Terhadap Kaum LGBT

Keberadaan kaum LGBT memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di kota-kota besar. Hampir di setiap sudut kota besar selalu diramaikan dan dihiasi dengan gemerlapnya kehidupan malam yang serba mewah, dan ditempat seperti itulah kaum LGBT seringkali dapat kita temui. Adanya kaum LGBT ini di tengah-tengah lapisan masyarakat menuai banyak kontroversi. Hal ini dikarenakan kaum LGBT dianggap tidak sesuai dengan adat dan budaya orang timur seperti Indonesia.Ironisnya,keberadaan LGBT ini selain mendapat perlakuan yang diskriminatif dari berbagai masyarakat namun juga banyak yang menjadi objek pelecehan bahkan kekerasan, karena dianggap bertentangan dengan budaya dan agama. Adanya kesamaan nasib dan penderitaan yang mereka alami akhirnya komunitas LGBT terkesan ekslusif dan melakukan kegiatan sembunyi-sembunyi.

LGBT adalah akronim dari “lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender”. istilah yang muncul pada tahun 1990-an untuk menggantikan frasa “Komunitas Homoseksual” dengan dasar penyatuan untuk mengakhiri konflik internal antara kaum Gay, Lesbian, dan Biseksual yang tidak pernah akur karena perbedaan pandangan seksual. Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing, seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain; konflik tersebut terus berlanjut hingga kini (Wikipedia). Lepas dari berbagai kontroversinya, kaum LGBT Indonesia belakangan ini memang sudah berani menunjukkan jati dirinya ke publik. Meskipun Setiap kali muncul ke permukaan, LGBT sepertinya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang negatif.

Menjadi kaum LGBT tentu mendatangkan risiko yang tidak sedikit, contoh paling sederhana adalah bully.Mereka menganggap LGBT adalah kaum minoritas. Gay bullying merupakan salah satu masalah terberat yang kerap dihadapi oleh kaum LGBT. Gay bullying adalah perilaku agresif yang ditujukan kepada kaum gay, lesbian dan biseksual. Perilaku ini dipicu oleh adanya homofobia, yaitu kebencian irasional terhadap homoseksualitas.Gay bullying sering terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja dan masyarakat. Gay bullying juga sering terjadi dalam politik melalui kampanye, pidato dan slogan anti-gay.

Homofobia biasanya dikaitkan dengan homoseksualitas pria.Dua orang pria yang terlihat sangat intim lebih mudah mengundang bisik negatif dari masyakat daripada wanita dengan tingkat keintiman yang sama.Sikap mereka didasari atas kebiasaan manusia yang umumnya takut pada hal-hal yang mereka belum pahami. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hati, memiliki perasaan, juga dapat jatuh cinta pada orang lain sama seperti kaum Heteroseksual. Namun perbedaan hanya terletak pada pasangan yang mereka sukai.Menjadi berbeda bukan perkara mudah terlahir berbeda tidak menjamin seseorang menjadi manusia yang benar, tetapi seseorang tidak bisa menjadi salah hanya karena ia terlahir berbeda.

Hingga sekarang masyarakat masih menentang keras terhaadap kaum LGBT dari yang beranggapan bahwa LGBT adalah kaum yang menyimpang, kaum berdosa, dan lebih hina dari pada binatang. Wajar apabila ada penolakan keras dari mereka karena memang menurut nilai-nilai agama, budaya, UU di negara Indonesia masih tidak diperbolehkan, dan adanya prasangka bahwa suatu hari nanti LGBT akan membuat anak Indonesia menjadi seperti kaum LGBT, dan banyaknya asumsi dari masyarakat bahwa LGBT itu buruk.Tapi bukan berarti LGBT boleh dikatai seperti itu.Seharusnya kita dapat menghargai keberadaan LGBT atas dasar kemanusiaan sebagaimana kita menghargai perbedaan lain yang ada di sekitar kita,mendukung bukan berarti menjadi bagian darinya, kita cukup menerima dan memahami keadaannya jangan mengucilkan apabila ia tidak mengganggu kita.

Sudah banyak diskusi ,obrolan,perdebatan mengenai LGBT namun sering kali yang muncul bukanlah pertanyaan, melainkan penghakiman. Ketika berbicara mengenai isu gay, sudah pasti isu agama selalu muncul dan semua manusia tiba-tiba akan menjadi tuhan. Dengan berlagak menjadi Tuhan, manusia dengan mudah memutuskan mana yang salah, mana yang benar, mana yang masuk surga, dan mana yang masuk neraka. Berdiskusi bukan selalu menyinggung tentang benar atau salah, apalagi siapa yang menang dan kalah.Tujuan diskusi adalah untuk saling bertukar pikiran, melatih diri untuk dapat mendengarkan.

Masyarakat Indonesia sampai sekarang masih mengira bahwa LGBT adalah sebuah penyakit dan gangguan kejiwaan yang harus di sembuhkan segera.Namun WHO menyatakan bahwa orientasi seksual bukanlah penyimpangan sejak tahun 1990. Ini bukan pernyataan sembarangan, karena berbagai lembaga ahli telah menyatakan hal yang sama. American Psychiatric Association semenjak tahun 1973 juga menyatakan LGBT bukanlah lagi penyakit atau kelainan. Berdasarkan PPDGJ III Homoseksual (Gay dan Lesbian) dan Biseksual tidak termasuk gangguan jiwa. Pada kode F66 Gangguan Psikologis dan Perilaku yang Berhubungan Dengan Perkembangan dan Orientasi Seksual, di bawahnya langsung tertulis: catatan: Orientasi Seksual Sendiri Jangan dianggap sebagai suatu Gangguan.

Yang perlu kalian ketahui di Indonesia sendiri sudah lama mengenal adanya LGBT bahkan di Indonesia ada suku bugis yang telah mengenal lebih dari dua gender yaitu Oroane,Makkunrai,Calalai,Calabai dan Bissu. Jadi masyarakat Sulawesi Selatan sudah sejak dahulu memiliki toleransi antar gender.Meski perbedaan gender di kalangan orang Bugis memang ada, namun fleksibilitasnya tergambar dengan ungkapan ‘’meskipun dia laki-laki, jika memiliki sifat keperempuanan, dia adalah perempuan; dan perempuan yang memiliki sifat kelaki-lakian, adalah lelaki’’.

Mereka sama seperti kita kaum LBGT umumnya memiliki hak asasi yang sama-sama pantas mereka dapatkan yaitu adalah hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan perlindungan dan rasa aman, hak untuk berekspresi dan masih banyak lainnya. Sehingga sudah seharusnya kita tidak menyudutkan atau membatasi hak asasi para kaum LBGT, menerima dan memahami keadaannya jauh lebih baik dan bijak. Kita sebagai masyarakat haruslah memiliki pedoman dan prinsip masing-masing bagaimana untuk menyikapi permasalahan ini, jangan mudah terprovokasi dan harus tetap berpikir logis.